Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
INDONESIA mempunyai populasi penduduk mencapai lebih dari 270 juta jiwa. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia lambat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, kurangnya peluang kerja, infrastruktur kurang memadai, pertumbuhan penduduk yang pesat, korupsi, kondisi politik yang tidak stabil dan rendahnya tingkat pendidikan serta keterampilan pekerja, telah mengakibatkan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia.
Pengangguran merupakan masalah yang menjadi perhatian setiap negara di dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 8,43 juta jiwa pada Agustus 2022.
Pengangguran di Indonesia paling banyak lulusan sekolah menengah atas, dibandingkan dengan masyarakat yang tidak pernah menginjakkan kaki di dunia pendidikan.
Menurut data, 673,49 ribu (7,99%) pengangguran lulusan universitas, kemudian 159,49 ribu (1,89%) pengangguran lulusan diploma, dan 1,66 juta jiwa SMK. Kemudian ada 2,48 juta jiwa (29,41%) pengangguran lulusan SMU, 1,5 juta (17,81%) lulusan SLTP, dan 1,27 juta jiwa (15,12%) lulusan SD.
Terakhir ada 653,13 ribu jiwa (7,87%) pengangguran yang belum tamat SD, dan 15,21 ribu jiwa (0,18%) tidak pernah sekolah. Dari data di atas merupakan hal yang mengindikasikan rendahnya keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh sebagian besar pekerja di Indonesia. (databoks.katadata.co.id, 10 Januari 2023)
Indonesia memiliki bonus demografi, yaitu periode dimana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar daripada jumlah penduduk usia tidak produktif.
Bonus demografi dapat dikatakan sebagai fenomena atau suatu kondisi yang digambarkan dengan populasi penduduk usia produktif. Pada masa rentan usia produktif biasanya dianggap memiliki potensi yang terbaik dalam hidupnya dibandingkan usia tidak produktif, salah satunya seperti bekerja.
Pada usia produktif bekerja merupakan suatu kewajiban yang lumrah dilakukan dan pada usia ini orang masih memiliki semangat, kreatifitas, inovasi, dan tekad yang kuat untuk memajukan atau meningkatkan perekonomian.
Bonus demografi biasanya terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari kelahiran total (total fertility rate) dan kematian bayi (infant mortality rate).
Menurut perkiraan BPS (Badan Pusat Statistik), Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada periode 2030-2040 dengan kata lain 64% dari total penduduk yang diperkirakan sebanyak 297 juta adalah usia produktif dan pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif tersebut, bagian yang menjadi tulang punggung bangsa.( BaktiNews, Desember 2022)
Pedang Bermata Dua
Berbicara soal bonus demografi tentu memiliki sisi negatif maupun sisi positifnya sama halnya dengan pedang bermata dua. Bonus demografi merupakan momen penting untuk meningkatkan kemajuan bangsa.
Tetapi, jika tidak dimanfaatkan dengan baik bonus demografi akan memberikan dampak negatif yang sangat fatal. Dapat diartikan ini merupakan sebuah ancaman dan bahaya yang perlu diantisipasi oleh negara.
Dampak negatif dari bonus demografi, seperti jumlah pengangguran meningkat, meningkatnya jumlah lansia, dan kualitas dari SDM rendah.
Dari dampak negatif tersebut bonus demografi juga memiliki dampak positif seperti; kemajuan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi, meningkatkan peluang tenaga kerja, dan meningkatnya perkembangan setiap bidang atau sektor mulai dari ekonomi, pendidikan dan lainnya.
Pada saat ini persoalan pemuda kerap sekali menjadi sebuah tantangan yang harus diatasi oleh pemerintah agar mampu memanfaatkan bonus demografi.
Tantangan yang muncul dari bonus demografi menurut Imam yakni, masih tingginya tenaga kerja dengan pendidikan menengah ke bawah, daya saing tenaga kerja yang relatif rendah (pada tahun 2020, Indonesia menempati posisi ke 40 dari 63 negara dalam IMD World Competitiveness), pendidikan dan keterampilan yang dimiliki tenaga kerja tidak sesuai kebutuhan kerja, dan masih sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia (iprahumas, 10 Mei 2021).
Maka dari itu, pengoptimalan peran aktif pemuda untuk menghadapi bonus demografi harus ditangani. Jika tantangan dan persoalan pemuda belum bisa diatasi, maka saat masa produktifnya lewat pemuda tidak mampu untuk berkontribusi memajukan Indonesia.
Dari pemerintah juga sudah membuat berbagai program-program terutama dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini pemerintah sudah berupaya melakukannya melalui pendidikan dan kesehatan.
Contohnya dalam pelayanan kesehatan pemerintah memantau kesehatan ibu hamil dan anak. Dalam pendidikan pemerintah memperluas akses pendidikan, dan membentuk tenaga siap kerja melalui pendidikan berbasis vokasi.
Pemuda Penggerak
Sebagai pemuda kita harus memanfaatkan bonus demografi untuk membentuk dan memajukan negara kita. Karena pemuda merupakan agent of change dan strategi pembangunan untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.
Pemuda juga harus mengambil peran secara cerdas untuk memanfaatkan bonus demografi agar tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan.
Manfaat pemuda dalam bonus demografi, yaitu pertama, dapat membuka peluang kerja dengan mengembangkan startup atau bisnis. Pemuda dapat memanfaatkan bonus demografi dengan mendirikan bisnis atau startup yang dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian.
Pemuda dapat menggunakan teknologi dan inovasi untuk menciptakan produk atau jasa baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan produktivitas.
Kedua, sebagai pengembang perekonomian bangsa dan negara. Pemuda dapat mengembangkan perekonomian lewat kontribusi yang telah dibuatnya melalui ide kreatif untuk membuka peluang kerja.
Karena semakin banyak masyarakat memiliki peluang kerja, maka semakin banyak pula sumber daya manusia yang dapat dimanfaatkan. Dengan begitu menambah pemasukan devisa negara dan negara dapat melakukan pengembangan - pengembangan mulai dari pembangunan dan penyejahteraan rakyat.
Ketiga, sebagai peningkat mutu pendidikan untuk memajukan rakyat supaya berpikir kritis. Pendidikan juga sangat penting untuk membantu pemuda di era modern agar tidak mudah terpengaruh akan isu - isu yang ada.
Upaya pemerintah dalam mengoptimalkan bonus demografi sebaiknya dengan meningkatkan mutu pendidikan. Kemudian, Pemerintah juga memperluas lapangan pekerjaan untuk mengurangi tingginya angka pengangguran dengan membuat programa pelatihan siap kerja.
Lalu, pemerintah juga membuat program yang dapat membantu pemuda untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas dalam berwirausaha. Seperti membentuk organisasi pemuda maju dengan pemanfaatan atau pengolahan limbah rumah tangga.
Hal ini dibuat untuk mengurangi risiko pengangguran dan menambah pemasukan pribadi dan negara.
====
Penulis mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan anggota Komunitas Veritas di Universitas Katolik Santo Thomas Medan.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]