Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
PERTANIAN adalah sektor yang penting dalam mencukupi kebutuhan pangan. Ancaman kelaparan masih menjadi pekerjaan rumah setiap negara di dunia termasuk Indonesia. Karenanya, perlu ada tindakan nyata dan terukur yang harus dilakukan agar persoalan ini teratasi.
Saya memandang dalam membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan, penguatan kelompok tani menjadi penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, mendorong inovasi, dan mengurangi kerentanan petani terhadap tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Kelompok tani dapat menjadi kekuatan penggerak dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan, karena memiliki kemampuan untuk memadukan kepentingan petani dalam suatu wilayah, memperkuat jaringan pertanian, dan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Melalui kerja sama dan sinergi antar anggota kelompok tani, mereka dapat saling mendukung dan berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya untuk mencapai tujuan bersama.
Salah satu bentuk penguatan kelompok tani dalam membangun ekosistem pertanian berkelanjutan adalah melalui program pelatihan dan pendampingan.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani dalam hal pengelolaan lahan, penggunaan pupuk dan pestisida, pengolahan hasil pertanian, pemasaran produk, dan inovasi teknologi pertanian.
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik, petani dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Selain program pelatihan dan pendampingan, penguatan kelompok tani juga dapat dilakukan melalui pemberian bantuan modal, akses pasar yang lebih baik, serta dukungan teknologi dan riset pertanian.
Dengan bantuan ini, kelompok tani dapat meningkatkan kapasitas dan daya saing mereka, serta memperluas jaringan pasar dan meningkatkan keuntungan dari hasil pertanian.
Penguatan kelompok tani dalam membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan bukan hanya penting bagi kesejahteraan petani, tetapi juga penting bagi ketersediaan pangan global.
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, para pemangku kepentingan harus mengakui dan memperkuat peran kelompok tani sebagai mitra strategis dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Melalui kerja sama dan dukungan yang berkelanjutan, kelompok tani dapat memainkan peran vital dalam memastikan ketersediaan pangan yang cukup dan berkualitas bagi masyarakat. Penguatan kelompok tani juga dapat membantu meningkatkan ketersediaan pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
Dengan memperkuat kapasitas petani lokal, mereka dapat menghasilkan lebih banyak produk pertanian yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan lokal. Hal ini juga dapat membantu memperkuat ketahanan pangan lokal dan mengurangi risiko kelaparan dan malnutrisi.
Namun, dalam mengembangkan kelompok tani, masih banyak tantangan yang perlu diatasi. Dari hasil kunjungan dan diskusi langsung yang kami lakukan pada tanggal 27-29 April 2023 di 3 kabupaten meliputi, Toba, Humbahas, dan Tapanuli Utara, di Provinsi Sumatera Utara, kami menemukan beberapa tantangan yang masih dihadapi kelompok tani.
BACA JUGA: Teknologi Artificial Intelligence: Ditolak atau Disambut?
Pertama, kurangnya dukungan keuangan, teknis, dan peralatan pertanian modren untuk memperkuat kelompok tani. Kondisi ini membatasi pengembangan kapasitas pengembangan pertanian dalam jangka panjang.
Keterbatasan modal akan menghalangi akselerasi pengembangan dalam skala yang lebih luas.
Kurangnya kemampuan teknis dan peralatan pertanian modren akan menambah biaya produksi baik itu pada proses budidaya maupun saat proses panen. Selain itu, hasil yang didapatkan juga belum maksimal bila dibandingkan dengan sistem pertanian yang sudah melibatkan teknologi.
Kedua, kurangnya akses pasar yang memadai untuk produk pertanian yang dihasilkan oleh kelompok tani. Komoditas yang dihasilkan masih dijual kepada tengkulak.
Sehingga harga yang didapatkan petani masih rendah. Seharusnya dengan berkelompok petani telah memiliki kemampuan untuk memiliki akses pasar sendiri.
Ketiga, kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam penggunaan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.
Sebagian besar anggota kelompok tani masih bersifat tradisional selain disebabkan keterbatasan fasilitas juga karena sebagian petani sudah berusia lanjut dan tidak ramah teknologi.
Dalam mengatasi tantangan ini, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, lembaga donor, dan sektor swasta dengan kelompok tani. Pemerintah dapat memberikan dukungan finansial dan teknis, serta memfasilitasi akses pasar dan teknologi yang memadai bagi kelompok tani.
Sementara itu, lembaga donor dan sektor swasta dapat memberikan dukungan finansial dan teknis untuk mengembangkan program pelatihan dan pendampingan, serta memberikan akses pasar yang lebih baik bagi kelompok tani.
Dalam mengembangkan kelompok tani, penting juga untuk memperhatikan aspek sosial dan budaya masyarakat lokal. Kelompok tani harus dibangun berdasarkan kepentingan dan kebutuhan petani setempat, serta memperkuat solidaritas dan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Simpulan tulisan ini, penguatan kelompok tani merupakan salah satu kunci penting dalam membangun ekosistem pertanian berkelanjutan. Dalam mengembangkan kelompok tani, perlu adanya dukungan dari pemerintah, lembaga donor, dan sektor swasta, serta memperhatikan aspek sosial dan budaya masyarakat lokal.
Dengan memperkuat kelompok tani, kita dapat meningkatkan produktivitas pertanian, memperkuat ketahanan pangan lokal, dan mencapai tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan.
====
Penulis Pustakawan Bank Indonesia Sibolga.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]