Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
KITA baru saja memasuki tahun 2022. Banyak tantangan ekonomi yang harus segera dibenahi. Termasuk mendukung pemetaan ekonomi nasional secara besar. Jika merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2021 telah terjadi perubahan besar dalam catatan penghimpunan dana di pasar modal hingga 24 Desember 2021, yakni sebesar Rp 358,4 triliun.
Dalam studi OJK, nilai penghimpunan ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah keuangan (OJK, 2021). OJK mencatatkan stabilitas jasa keuangan hingga akhir 2021 dapat terjaga seiring berjalannya fungsi intermediasi perbankan dan penghimpunan dana pasar modal yang mulai membaik.
Terkendalinya Covid-19, disertai pulihnya mobilitas dan kegiatan perekonomian telah memperlancar proses jasa keuangan secara perlahan. Sementara fungsi intermediasi perbankan juga mulai menunjukkan perbaikan hal ini dapat dilihat pada nilai intermediasi yang tersaji pada bulan November 2021 sebesar 4,82% yoy atau 4,17% ytd karena didorong peningkatan kredit UMKM dan ritel.
Pada sisi yang lain, indikator perekonomian domestik menunjukkan perbaikan yang terus berlanjut. Adapun indikator sektor riil seperti Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur, Indeks Keyakinan Konsumen, Penjualan kendaraan, dan lowongan pekerjaan juga mengalami peningkatan.
Kementeriaan Keuangan juga mencatatkan data penting tentang perbaikan yang terlihat dari sektor eksternal, yang ditunjukkan melalui hasil surplus neraca perdagangan dan peningkatan cadangan devisa. Hal ini diperkirakan dapat menyediakan buffer untuk meredam dampak besar normalisasi yang ditimbulkan oleh kebijakan moneter bank sentral.
Pada sisi industri perbankan, mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan terutama pada sektor pengolahan dan rumah tangga masing-masing sebesar Rp.24,9 triliun dan Rp.9,1 triliun. (Kemenkeu, 2021).
Dalam konteks lokal, perkembangan ekonomi yang menjanjikan juga dirasakan oleh Provinsi Sumatera Utara (Sumut), melonjakannya komoditas ekspor pertanian lokal telah membuat naiknya pertumbuhan ekonomi lokal di Sumut. Secara ekonomis, nilai pertumbuhan diproyeksi naik antara 2,5% hingga 3,3% pada akhir 2021. Sementara pada tahun 2022, nilai pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumut diproyeksikan tumbuh pada rentang 3,7% hingga 4,5%. Penguatan pertumbuhan ekonomi 2021 diperkirakan berlanjut pada 2022.(Jaringan Studi Indonesia, 2021).
Naiknya angka pertumbuhan di Provinsi Sumut dipengaruhi oleh sejumlah asumsi, seperti naiknya harga-harga komoditas ekpor, ekonomi dunia sudah bergerak yang mengakibatkan tumbuhnya permintaan komoditas Indonesia.
Jelang penutupan akhir 2021, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi bersama Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Panca Putra Panjaitan dan Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen TNI Burhanuddin, melakukan pelepasan ekspor komoditi hasil pertanian sebanyak 102,9 ribu ton dengan nilai sebesar Rp. 2,2 Triliun. Pelepasan ekspor dilakukan dari tempat pemeriksaan fisik terpadu (TPFT) PT Graha Segara Belawan di Gabion, Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, Jumat (31/12/2021).
Dalam acara pelepasan ekspor, beberapa pihak penanggung jawab juga melibatkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumut, pemangku kebijakan perdagangan dan logistik di Sumatera Utara, serta para pelaku usaha ekspor komoditi pertanian.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kisatan nilai pertanian Provinsi Sumut berada angka perumbuhan yang cukup yakni 16,4 % (triwulan II 2020) selama masa Covid-19, dan pertanian menjadi penyangga ekonomi nasional. Sementara pada sektor kehidupan lainnya , ekonomi lokal di Provinsi Sumut cendrung mengalami kontraksi yang sangat hebat. (BPS, 2021).
Secara peringkat, untuk saat ini Provinsi Sumut menjadi peringkat pertama dalam sisi ekspor pertaniannya dan pemerintah lokal sepertinya akan terus mempertahankannya supaya kondisi ekonomi petani Provinsi Sumut dapat meningkat. Kuatnya bendungan irigasi dan tak dominannya para tengkulak membuat pertanian di Provinsi Sumut mampu mengambil peran yang sangat penting dalam distribusi pangan di Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Karantina Pertanian, wilayah Sumatera Utara pada 2021 mengekspor komoditi pertanian ke 107 negara. Sedangkan tahun 2020 negara tujuan ekspor hanya 101 negara. Jumlah Negara tujuan ekspor ini meningkat sebesar 5,94 %. (Data Jan-Nov 2021).
Sementara sebelumnya Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo(SYL) menyebutkan nilai ekspor pertanian per Januari-Desember 2021 sebesar Rp 451,77 triliun. Angka ini naik 15,79 persen jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai Rp. 390,19 triliun. Hal ini sangat menggembirakan ditengah kelesuan pertumbuhan ekonomi nasional.
Membaca Potensi
Dalam proyeksi Bank Indonesia (BI) pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai sekitar 4,7-5,5%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 hanya mencapai 3,2-4,0%. (Bank Indonesia, 2021).Sementara untuk inflasi di Indonesia diperkirakan akan mengalami kenaikan di tahun 2022 yang dipicu beberapa faktor.
Seperti, kenaikan harga pada bahan bakar minyak/listrik, kenaikan Pajak Penghasilan (PPN), hingga kenaikan harga bahan baku yang akan dibebankan kepada konsumen yg menyebabkan harga jual naik.Akan tetapi dibanding negara lain, inflasi di Indonesia lebih dapat terkendali karena dampak kenaikan harga tidak terlalu signifikan dikarenakan Indonesia merupakan produsen besar dari berbagai komoditas.
Pemerintah sangat bertekad menjadikan tahun 2022 sebagai titik balik pertumbuhan ekonomi yang lebih optimal dan berkelanjutan. Berbagai upaya akan dilakukan agar pada tahun 2022 Indonesia dapat memasuki tren pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Pemerintah menyiapkan strategi melanjutkan stimulus fiskal dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada 2022 dengan mengalokasikan dana Rp 414 triliun. Alokasi dana ini dapat menambah pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2022 mendatang.
BACA JUGA: Optimisme Pemulihan Pariwisata Sumut di Tengah Pandemi
Pemerintah juga mengupayakan terjadinya optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung perubahan struktural. Selain itu, APBN pada 20222 menjadi sebuah instrumen untuk menjaga pemulihan ekonomi di Indonesia sekaligus mendukung program penanganan Covid-19Upaya-upaya pemerintah tersebut mungkin sanggup memperbaiki perekonomian Indonesia. Akan tetapi, semua bergantung kepada penanganan Covid-19.
Apalagi dengan munculnya varian baru Covid-19 (Omicorn). Tentu menjadi tantangan baru bagi Indonesia menghadapinya. Apabila pemerintah tidak menangani kasus varian baru ini dengan cepat, perekonomian di Indonesia akan semakin turun ke depannya.
Optimisme Target
Membaca tantangan tersebut, ekonomis pemerintah Provinsi Sumut jelas harus dapat memetakan potensi ekonomi dengan sangat strategis. Hal ini didasarkan pada data stabilitas ekonomi Sumut hingga Triwulan IV-2021 berkembang dengan baik. Sektor pertanian mempunyai beberapa subsektor andalannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu subsektor andalan dari sektor pertanian adalah subsektor perkebunan. Perkebunan merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap perkembangan ekonomi provinsi Sumut.
Komoditi perkebunan di Provinsi Sumut terbukti menjadi komoditi unggulan yang sebagian besar di ekspor seperti kelapa sawit, karet, kakao dan kopi. Hal ini menyebabkan subsektor perkebunan merupakan subsektor penting dalam pertanian yang mempunyai kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara maupun nasional. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan yang dikelola oleh perusahaan swasta, negara maupun rakyat. Adapun komoditi perkebunan Sumut antara lain karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, tebu dan tembakau.
Beberapa komoditi yang terdaftar sebagai tanaman perkebunan yang menjadi komoditi unggulan Provinsi Sumut seperti kelapa sawit, karet, kakao, dan kopi. Penetapan keempat komoditi tersebut sebagai unggulan didasarkan kepada kemampuan bersaing dengan komoditi yang sama daerah lain bahkan yang hadir dari luar negeri baik pemasaran yang berkesinambungan (sustainable) maupun kemampuan memberikan keuntungan kepada pengelolanya. Dalam konteks ini, pemerintah Provinsi Sumut wajib memberi pemetaan ssecara matang demi tercapainya target pertumbuhan ekonomi yang dicapai.
====
Penulis Eksekutif Peneliti Jaringan Studi Indonesia
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]