Dia alumni Teknik Arsitektur ITB pada 1995. Juga Master of Urban Design University of California, Berkeley, AS pada 1999-Jika Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengkritik kajian ibu kota Indonesia yang baru di Kalimatan Timur, bukanlah asal bunyi.
Seorang kawan nyeletuk. “Inilah dilemma demokrasi,” katanya, saat ngobrol di sebuah kafe. “Lihatlah, penghuni baru gedung DPR di Senayan dan DPRD di daerah, nyaris sekitar 50 hingga 65% orang baru,” katanya. Nama-nama terkenal tersingkir, digantikan new comer.
Belum lekang dari ingatan kita ketika timnas sepakbola Prancis yang mayoritas berkulit hitam mengalahkan Kroasia, 4-2, di Moskow, 15/7 tahun lalu. Kala itu, jutaan warga Prancis membludak di kawasan Menara Eifel Paris. Mereka mainkan klakson mobil dan kembang api berluncuran di angkasa.
Sumatra Utara itu terdiri dari 33 kabupaten/kota. Tak kepalang. Berada di posisi ketiga antarprovinsi di negeri ini. Peringkat pertama adalah Jawa Timur dengan 38 daerah. Lalu, Jawa Tengah dengan 35 kabupaten/kota
Logika pak Emil Salim, mantan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup era Presiden Soeharto, meencerahkan juga. Dia menolak rencana Presiden Joko Widodo akan memindahkan ibu kota negara ke Pulau Kalimantan.
Papua itu paradoks dan tragis. Meskipun alamnya kaya raya – karena memproduksi emas dan tembaga – namun angka kemskinan masih menjulang. Padahal, pada periode Januari hingga September 2018 saja, Freeport telah menjual 1 miliar pound (454,95 ribu ton) tembaga, dan 2,1 juta ounces (59,68 ton) emas dari tambang Grasberg di Papua.
Kita terperangah, terhening dan menundukkan kepala. Usai unjuk rasa di Manokwari, Sorong dan Jayapura, situasi panas juga menjalar ke Fakfak Papua Barat dan Mimika, Papua. Di Fakfak, massa membakar pasar dan kantor Dewan Adat, Rabu (21/8/2019).
Syahdan, negeri ini berpenduduk 260 juta jiwa. Untunglah, doktrin kita berbangsa sangat meyakinkan. Ada Bhinneka Tunggal Ika, berbeda tapi satu. Ada Sumpah Pemuda bahkan doktrin NKRI.
Ah, saya sudah lupa apa gerangan judul film itu, Saudara! Tetapi film barat itu pernah beberapa waktu silam ditayangkan oleh sebuah televisi partikelir berkali-kali. Mungkin, karena cocok dengan iklim sosial politik dan kebudayaan kita, kemudian ditayangkan berulang-kali.
Jalan tol dan nontol di negeri ini adalah made in Indonesia. Tapi merek mobil yang meluncur di atasnya adalah buatan Jepang. Maklum, penguasaan pasar penjualan mobil di Indonesia didominasi made in Jepang. Tahun lalu saja, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mencapai 98%.
Aduhai, sejarah Indonesia tak pernah sepi dari kisah korupsi. Saya baca novel “Senja di Jakarta” karya Mochtar Lubis yang melukiskan para menteri kabinet orde lama dari partai politik pada 1950-an menjual lisensi ekspor ke para pengusaha untuk dana Pemilu, saat Soekarno menjadi presiden.
Belanda dan Jepang sudah jauh. Penjajahan sudah sirna, dan Indonesia sudah merdeka 74 tahun. Tapi tak berarti “perjuangan sudah selesai.” Masih banyak masalah bangsa yang membelintang yang membuat Ibu Pertiwi menangis.
Lomba panjat pinang saban perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus kembali menjadi tontonan. Orang-orang merosot setiap kali memanjat pohon yang yang sudah dilumuri minyak pelumas. Sepintas ada kerja sama tim untuk menaklukkan batang pinang yang licin tersebut.
Presiden Joko Widodo sudah buka suara tentang kabinetnya. "Menteri ada yang usianya 25, di bawah 30, dan di bawah 35 tahun," ujar Jokowi dalam pertemuan dengan Forum Pimpinan Redaksi, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8).
Betapa banyak bisnis yang tenggelam karena dilanda disrupsi. Transportasi online menggusur angkutan konvensional. Wartel mati karena era handphone. Pembeli di toko dan plaza susut karena konsumen membeli secara online.
Warren Buffett sejak remaja sudah menjadi “anak koran.” Saat masih di SMA, dia mendapatkan uang dengan mengantar koran. Ia pernah menjadi loper koran Washington Post. Bahkan, Berkshire Hathaway –perusahaan miliknya setelah sukses—pernah memiliki beberapa koran, termasuk di kota kelahirannya, Omaha World-Herald.
Saya mencoba berpikir out of the box. Bagaimana sekiranya posisi Ketua DPR diserahkan kepada politikus yang berasal dari Gerindra? Bukan kepada PDIP sebagai pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 yang meraih 19,33% suara sah.
Ucapan Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin belum lekang dari ingatan kita. “Saya sudah selesai lah. Kalau ada yang lebih baik, silakan,” kata Eldin kepada sejumlah wartawan, Rabu (7/8). Dia tidak lagi berambisi menjadi Wali Kota Medan melalui Pilkada Serentak 2020.
Bertubi-tubi. Begitulah, kiprah “gerakan” berbagai elemen di Sumatra Utara yang menuntut agar Danau Toba bersih dari Keramba Jaring Apung (KJA) yang dianggap telah mencemarkan danau nan molek itu.
Amboi, tak sabar rasanya menunggu dua tahun lagi. Kala itu, mobil Anda akan meluncur cepat dan aman di jalan tol dari Helvetia ke Titikuning. Jalan mulus bebas hambatan juga terhampar di jalur tol Titikuning-Pulobrayan dan Titikuning-Amplas.
Judul tulisan ini telah memfomulasikan masalah banjir di Kota Medan.Pantang hujan lebat turun, kota ini pun tergenang. Apalagi jika ada banjir kiriman dari hulu, beberapa sungai yang membelah Kota Medan pun meluap ke jalanan dan pemukiman.
Hannah Arendt menulis, bahwa "A theatre is the political art, part excellence." Teater adalah seni politik paling indah. Aktor teater luar biasa. Dia perankan seorang tokoh dalam suatu teks dengan amat memukau. Bukan pura-pura. Dia melebur menjadi tokoh itu. Dia menangis, dan para penonton terisak-isak. Atau bertindak kesatria, dan penonton bertepuk tangan.
Dia sudah berbulat tekad untuk tidak (maju pilkada). “Cukuplah," kata Wali Kota Medan Dzulmi Eldin saat menghadiri Festival Pesona Lokal, di Lapangan Merdeka, Medan, Sabtu (3/8/2019). Memang, rada mengejutkan.
Di tengah hangatnya “bursa” nama-nama yang disebut-sebut menjadi bakal calon Wali Kota Medan – walau belum ada yang resmi – siapakah gerangan calon yang ideal? Tak mudah untuk menyebut sebuah nama.
Kawasan Danau Toba itu seperti Bali. Adat istiadat, etnik dan bahasanya homogen, walau ada sub etnik Batak Toba, Silindung Humbang, Karo, Simalungun, Dairi. Agak jauh sedikit, ada Angkola-Sipirok dan Mandailing-Natal.
Kita masih terkenang betapa Presiden Jokowi merakyat dengan penduduk kawasan Danau Toba (DanTob). Dia menyapa dan bersalaman dengan hangat. Bahkan, selfi-selfi alias foto bersama. Bersama Ibu Negara Iriana,dia pun gairah manortor alias menari Batak dengan warga.
Asyik juga menyimak fenomena putra-putri, atau keluarga orang penting diwacanakan menjadi calon wali kota. Tak kepalang, jika sebuah survei di Solo menyebut dua putra Presiden Joko Widodo, yakni Gibran dan Kaesang dijagokan menjadi calon Wali Kota Solo dalam Pilkada Serempak 2020.
Rada pedas tapi lezat. Begitu opini umum tentang nasi Padang. Tak hanya orang Minang yang suka, juga warga nonminang. “Menjual” etnik atau daerah ternyata tidak serawan seperti orang yang mendikotomikan SARA (suku, agama, ras dan antargolongan).
Saya tergelak membaca berita betapa warga Muara di tepian Danau Toba di Tapanuli Utara spontan menyoraki Presiden Jooko Widodo. "Hidup Jokowi, hidup Jokowi! Pak Jokowi nanti Bapak tiga periode, ya," teriak warga di Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Muara Danau Toba, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Senin (29/7).
Tuntutan agar Danau Toba dibersihkan dari KJA (keramba jaring apung) milik PT Aquafarm Nusantara (sekarang berganti nama menjadi Regal Springs Indonesia) dan PT Jaffa semakin gegap gempita. Demonstran dari GMKI Medan, Jumat (26/7) lalu meminta Gubernur Sumatera Utara untuk menutup Aquafarm di Danau Toba. Sampai-sampai mereka merobohkan sebagian pagar kantor gubernur. ...
Saya mencoba mengukir proposal untuk Presiden Jokowi lima tahun ke depan. Tapi, sory, proposalnya hanya kecil-kecilan. Sebutlah, industri sepatu. Saya terbayang jika pemerintahan Jokowi mengeluarkan seruan agar para pejabat, baik sipil, polri dan militer, termasuk para dosen dan guru, tenaga kesehatan dan sebagainya dianjurkan memakai sepatu buatan dalam negeri.
Saya ingin bercerita tentang demokrasi dengan sederhana. Bahwa kita mempunyai mulut agar suara kita didengar orang lain. Tapi kita juga mempunyai telinga untuk mendengar suara yang keluar dari mulut orang lain. Ya, ada kesempatan untuk didengar dan mendengarkan.
Sinyal apa gerangan? Pertanyaan itu mencuat setelah Prabowo Subianto makan nasi goreng dijamu oleh Megawati di kediamannya di Jalan Teuku Umar Jakarta, Rabu (24/7). Namun sebelumnya, Senin (22/7), empat ketua umum parpol pendukung Koalisi Indonesia kerja (KIK) bertemu di Kantor DPP Partai NasDem, namun minus Megawati, Ketua Umum PDIP.
Koalisi adalah satu bukti kelemahan partai politik (parpol) di masa reformasi ini. Sistem multipartai telah membuat perolehan suara dalam Pemilu terbagi-bagi, sehingga tidak ada single majority seperti Golkar di era orde baru. Tak heran jika hendak mengajukan Capres saja harus berkoalisi agar memenuhi syarat 20% suara dalam Pemilu.
“Pertandingan” politik sudah usai. Presiden terpilih pun sudah jelas. Juga urutan partai politik yang meraih suara terbesar dalam pemilihan legislatif. Inilah, musim “panen” kekuasaan.
Saya terkesiap membaca headline harian Analisa edisi Senin (22/7/2019). Judulnya saja mengagetkan: 80% Budaya Batak Hilang. Disebutkan, hanya sekitar 20% yang berhasil ditemukan. Salah satu contohnya, sekitar 80% dari partitur Gondang Batak sudah tidak diketahui lagi.
Dua sejoli, suami istri, yang mempunyai empat anak lelaki yang sudah menikah dan masing-masing mempunyai tiga anak hanya hidup dari satu hektare sawah. Sepuluh tahun silam, ketika anak-anaknya belum menikah, keluarga itu pun hanya hidup dari satu hektare sawah yang sama.
Hari ini, Sabtu, 20 Juli 2019, DPD PDIP Sumatera Utara (Sumut) menggelar konferensi daerah (Konferda) di Hotel Santika Dyandra Medan Siapakah gerangan ketua terpilih? Ternyata tiga nama pengurus terpilih, ketua, sekretaris dan bendahara, sudah tertera di dalam amplop yang (akan) dibacakan oleh pengurus DPP PDIP.
Medanbisnisdaily.com-Medan. Garbi atau Gerakan Arah Baru Indonesia akan bertransformasi menjadi Partai politik (Parpol) dalam waktu dekat. Segala persiapan sudah mulai bisa dilakukan Garbi mulai dari rekrutmen kader hingga membentuk struktur kepengurusan di daerah.
Sekarang sudah Juli 2019. Namun Dana Abadi Kebudayaan yang dijanjikan Presiden Joko Widodo ketika bertemu sejumah seniman dan budayawan pada 11 Desember 2018 silam di Istana Negara, tak kunjung berwujud.
“Bargot, siapa menurutmu bakal calon Wali Kota Medan yang berpeluang besar?” tanya Porjan, sohibnya di sebuah kedai kopi. “Bah, pemilihan Wali Kota Medan masih September 2020. Apa tak kepagian?” balas Bargot. “He-he, anggap saja kita ngobrol ini bak pemanasanlah ya,” sahut Porjan.
Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura mengestimasikan pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal II 2019 hanya 0,1%. Namun mereka bisa “memakan” cadangan devisa sebesar US$ 292,5 miliar per akhir Februari 2019.
Apa sih yang istimewa di Kota Medan? Bukan cuma banjir di musim hujan, Bung! Bukan hanya ramai-ramai mencalonkan diri menjadi bakal calon Wali Kota Medan. Ada juga kulinernya. Bahkan hanya ada dua jenis kuliner di Medan. Yang pertama, enak. Yang kedua, enak sekali.
Gorontalo, Bangka Belitung dan Kepulauan Riau yang luasnya lebih kecil dibanding Tapanuli telah berstatus provinsi. Jadi mengapa empat usulan pembentukan provinsi baru di Sumatra Utara tidak ditunaikan saja?
Saya pikir-pikir, MRT (mass rapid transit) itu adalah sistem transportasi sosialis. Dia bisa mengangkut penumpang secara massal. Berbasis rel listrik yang efektif dan nyaman. Juga relatif murah, antimacet dan cepat.
Syahdan, warga Barnaul, sebuah kota di Siberia, kecewa dengan walikota terdahulu yang berlumuran dengan korupsi. Masyarakat tidak tahu siapa yang harus dipercaya.
Saya terkenang Pilkada Kota Medan 2015. Aduhai, “Golput” justru yang “menang.” Memang, duet Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution meraih 346.406 suara atau 71,72% dari 483.014 suara sah. Rival mereka, Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma, hanya meraup 136.608 suara, atau 28,28%.