Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Medan. Sekolah Tinggi Bahasa Asing-Persahabatan Internasional Asia (STBIA-PIA) Medan kembali menggelar acara kompetisi Chinese Bridge tingkat Perguruan Tinggi (PT) ke-16 dan tingkat SMA yang ke-10.
Kompetisi ini merupakan lanjutan dari kompetisi lalu, yakni kompetisi Chinese Bridge antar mahasiswa STBA-PIA, yang diadakan pada April 2017 lalu.
Namun, kompetisi kali ini merupakan seleksi antar Sumatera Utara (Sumut).
Dimana para pemenang antar mahasiswa STBA-PIA, dipertandingkan kembali pada kompetisi tingkat Sumut. Hal ini bertujuan, agar mendapatkan yang terbaik diantara yang terbaik untuk dibina dan dipertandingkan kembali di tingkat nasional. Perlombaan yang dipertandingkan adalah, lomba pidato Bahasa Mandarin, Kaligrafi China, Puisi Bahasa Mandarin, Seni dan Budaya Tiongkok.
Adapun kompetisi tersebut terbagi dalam dua kategori, yakni kompetisi tingkat mahasiswa, antara lain mahasiswa dari STBA-PIA, USU dan UPH Medan. Selain itu, kompetisi tingkat pelajar SMA, diantaranya SMA Methodist 5, SMA Kristen Kalam Kudus Pematang Siantar, SMA Sutomo 1, SMA Methodist 2, SMA Sutomo 2.
Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan Bahasa Tionghoa Sumut Widy Atmaja mengatakan, perkembangan Bahasa Mandarin sangat besar. Apalagi setelah berdirinya kampus STBA-PIA ini. Apalagi Bahasa Mandarin di Indonesia juga sangat penting sebagai kemajuan pariwisata Indonesia.
"Pariwisata di suatu negara juga didukung oleh bahasa internasional. Semakin banyak penduduk di suatu negara dapat menguasai bahasa internasional, maka akan semakin mudah mempromosikan pariwisata di negara tersebut," ujar Widy didampingi Ketua Jurusan Sastra China STBA-PIA sekaligus Sekretaris Lembaga Pengembangan Pendidikan Bahasa Tionghoa Sumut Elly Romy, Penasehat Lembaga Pengembangan Pendidikan Bahasa Tionghoa Sunjadi dan Bendahara Cui Lie kepada sejumlah wartawan di Medan usai acara tersebut di Kampus STBA-PIA Jalan KL Yos Sudarso 17 Lorong 12, Lingkungan 11 Glugur Kota Medan, Minggu (7/5).
Sementara itu, Elly Romy menambahkan, seleksi dalam kompetisi ini dilakukan agar pihaknya dapat menemukan bibit-bibit yang terbaik dari tingkat PT dan SMA, untuk dikirim ke tingkat nasional di Jakarta pada akhir Mei 2017, kemudian yang terbaik nantinya dikirim ke kompetisi Chinese Bridge tingkat internasional pada Juli 2017 mendatang. "Ini sudah menjadi program kita. Tiap tahun, setiap di bulan Mei akan diadakan kompetisi seperti ini," ucapnya.
Romy mengungkapkan, dalam menggelar kompetisi ini sangat banyak rintangannya, sehingga membutuhkan banyak dukungan dari pihak sponsor yang bermitra dengan STBA-PIA, apalagi sebelum dipertandingkan kembali, para peserta harus dibina terlebih dahulu. "Kita berharap dengan kompetisi ini dapat memperkenalkan dan menyosialisasikan kepada masyarakat, bahwa Bahasa Mandarin itu penting," ujarnya.
Dikatakannya, Bahasa Mandarin bukan hanya bahasa miliknya ras Tionghoa. Siapa saja boleh belajar, agar bisa lebih fasih. Bahkan yang juara juga banyak yang berasal dari pribumi. "Malah yang kuliah di STBA-PIA ini, anak-anak yang lebih tekun dan giat mempelajari Bahasa Mandarin ini adalah anak-anak pribumi. Banyak diantara merekaa yang berhasil, bahkan belajar dari nol. Salah satu alumni terbaik kita, yang juga Dosen STBA-PIA adalah Alwiyah Rahmatika. Anak ini juga dahulu sewaktu berkuliah mendapatkan beasiswa melanjutkan S2 di Tiongkok," tukasnya. (dewi syahruni lubis)