Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Tapteng. Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) Bakhtiar Ahmad Sibarani menegaskan bahwa kapal pukat trawl (pukat harimau) atau disebut Pukat Ikan (PI), tidak boleh beroperasi lagi di Kabupaten Tapteng.
“Begitu saya dilantik
jadi bupati di kantor Gubernur, saya langsung ngomong bahwa haram
hukumnya kapal trawl beroperasi di Tapanuli Tengah,” kata Bakhtiar Ahmad
Sibarani kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dalam
siaran pers Humas Tapteng kepada media, Kamis (8/2).
Bakhtiar
Sibarani menyatakan, sebagai bupati dirinya sepakat pukat trawl atau
pukat cantrang itu dilarang beroperasi. Sebab, menurut Bakhtiar, alat
tangkap tersebut telah merusak habitat dan kelangsungan ekosistem laut.
“Saya
sepakat pukat trawl atau cantrang itu dilarang, karena bukan cuma kakek
ikan yang mati, cucu cicitnya pun mati. Saya selaku bupati berprinsip
bahwa di tempat saya itu tidak boleh lagi ada pukat trawl atau
cantrang,” ujar Bakhtiar.
Menurut Bakhtiar, keberadaan pukat trawl
yang beroperasi di perairan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Sibolga telah
merusak habitat ikan, sehingga membuat nelayan tradisional sulit untuk
mencari ikan di pinggiran.
“Saya juga punya kapal bagan boat
kecil-kecilan yang sudah saya geser ke Simelue untuk mencari ikan,
karena di Sibolga sudah sulit dapat ikannya gara-gara pukat trawl. Dulu
tahun 2006 sampai 2007 ikan masih nampak di pinggir laut,” ucapnya.
Namun,
lanjut bupati, nelayan kecil mulai senang karena ikan mulai banyak di
pinggiran laut setelah Menteri Susi dengan tegas melarang beroperasinya
pukat trawl dengan menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor 2 Tahun
2015 tentang Larangan Penggunaan Pukat Hela (trawl) dan pukat tarik
(seine nets).
“Tapi dua tahun belakangan ini saya itu hampir tiap
sore bakar ikan, sekarang di pinggir laut Sibolga dan Tapteng sudah
(ada) ikan. Ini fakta yang tidak bisa dibantah oleh siapa pun. Tapi
sekarang ini sudah mulai lagi beroperasi dengan diam-diam, dengan kata
alasan sampai bulan 12 ini masih dikasi kesempatan. Itu menurut saya
hanya alasan klasik,” ungkap bupati.
Dikesempatan itu, Bupati Tapteng
meminta Menteri Susi untuk memberikan perhatian lebih terhadap pulau
dan laut Tapanuli Tengah dan Sibolga, dengan menurunkan bantuan ke
daerahnya.
“Saya sangat berharap kepada ibu kapan ada waktu ibu
datang ke daerah saya dan mohon bantuan. Banyak pulau di daerah saya
supaya bisa dimanfaatkan. Fakta yang tidak bisa dibantah siapapun
nelayan kecil sangat cinta dengan ibu Susi,” ujar bupati.
Menteri
Susi pun langsung menimpali, bahwa sebelumnya dirinya sudah berencana
akan mengunjungi Sibolga dan Tapanuli Tengah. Namun, ungkap Menteri
Susi, dirinya kuatir kedatangannya ke daerah tersebut justru akan
menimbulkan konflik antara nelayan tradisional dan pukat trawl.
“Saya
tadinya mau datang ke sana, tapi katanya tidak boleh karena nanti akan
menimbulkan konflik antara (nelayan) yang trawl dan bukan trawl.
Persoalannya yang trawl itu kan cuma berapa kapal saja, tapi aparatnya
membekingi trawl ini,” kata Susi.
Susi mengaku tiap hari dapat sms
dari Sibolga, yang menangis karena rumponnya habis diseret oleh kapal
kapal trawl. “Diberhentikan sebentar, jalan lagi besoknya. Katanya ada
didukung oleh Pak bupati, ternyata bupati justru tidak (mendukung), jadi
saya kaget yang dukung mereka itu siapa,” kata Susi.
Bupati Tapteng
Bakhtiar Ahmad Sibarani langsung menyahut perkataan Menteri Susi. “Mohon
ijin Bu Menteri, saya baru jadi Bupati,” ujar Bakhtiar. Menteri Susi
pun menjawab, “Oh bapak bupati baru, oh saya dukung, saya dukung,” ucap
Susi. (ant)